Menurut pendapat
saya, pameran beasiswa pendidikan di luar negeri ini sangat bagus sekali untuk
menarik minat mahasiswa Indonesia agar dapat menempuh pendidikan jenjang yang
lebih tinggi lagi ke luar negeri dengan beasiswa. Pada saat seperti ini tidak
banyak mahasiswa yang berniat meneruskan pendidikan S2 atau S3 ke luar negeri. Mungkin
pendapat mereka sekolah di luar negeri itu mahal dan susah. Padahal banyak
sekali beasiswa- beasiswa bertebaran dari luar negeri untuk para mahasiswa Indonesia,
tetapi hanya segilintir mahasiswa yang tertarik untuk meneruskan pendidikan
master dan doktoralnya di luar negeri. Misalkan seperti belanda dengan beasiswa
STUNED yang mencover semua biaya mahasiswa mulai dari tempat tinggal hingga
sampai biaya hidup di belanda. STUNED juga sangat membuka lebar lebar Negara mereka
untuk mahasiswa Indonesia yang ingin berkuliah di sana dengan beasiswa. Banyak sekali
Negara Negara di eropa yang menawarkan beasiswa kepada seluruh mahasiswa Indonesia
seperti STUNED dari belanda, CHEVENING dari UK, DAAD dari jerman dan masih
banyak lagi. Tetapi dengan catatan kita harus semangat dan belajar
sungguh-sungguh dan tingkatkan nilai IELTS kita. Semoga dengan adanya pameran
ini dapat membuat mahasiswa Indonesia untuk lebih maju lagi dalam bidang
pendidikan dan dapat meningkatkan daya saing sumber daya manusia di Indonesia.
Rabu, 29 Oktober 2014
OPINI
Diposting oleh
Unknown
di
22.50
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Kamis, 23 Oktober 2014
Feature Investigatif
Apa
sih yang membuat anak-anak sekolah, mahasiswa, sampai yang sudah kerja pun suka
membawa bekal ke sekolah, kampus dan tempat kerja mereka?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, saya melakukan pengamatan
pada mereka yang sering membawa bekal ke sekolah kampus bahkan ke tempat kerja.
Hari ke 1
Saya bertanya pada Reza kelas 5 sd, ia adalah adik
teman saya. Ia bercerita kepada saya bahwa setiap berangkat sekolah ia selalu
membawa bekal dari rumah. Dengan sekotak
bekal nasi,lauk pauk beserta sayur juga tidak lupa dengan sebotol air mineral. Itu
di lakukan karena orang tuanya tidak ingin anaknya jajan sembarangan.
Hari ke2
Saya bertanya pada adik saya kelas 2 SMK. Kenapa dia
selalu membawa bekal ke sekolah? Dia selalu membawa bekal ke sekolah karena dia sekolah dari pagi dan
pulang sore hari. Kata adik saya supaya tidak kelaparan saat di sekolah. Dan
dapat menghemat uang jajannya.
Hari ke3
Saya bertanya pada teman saya Isti yang selalu membawa bekal ke kampus. Ia
mengatakan kepada saya, selain tempat makan di sekitar kampusnya sangat jauh
dan harganya tidak terjangkau maka dari itu ia selalu membawa bekal kampus. Dan
ia juga dapat menghemat uang jajan dan bisa di tabung di rumah.
Hari ke4
Saya bertanya pada tetangga saya yang kebetulan seorang
karyawan di salah satu perusahaan, menurutnya ia membawa bekal karena terkadang
ia tidak cocok dengan menu catering yang sudah di sediakan oleh tempat ia
bekerja. Untuk itu ia selalu membawa bekal ke tempat kerjanya.
Dari hasil pengamatan di atas dapat ditarik
kesimpulannya bahwa bekal
yang kita bawa, pasti sesuai dengan selera kita. Bekal yang kita bawa,
pasti dibuat dari bahan makanan yang segar dan sehat. Dan bila kita jajan
di pinggir jalan belum tentu makanan tersebut sehat dan jauh dari kata
higienis. Dengan membawa bekal juga kita dapat terhindar dari penyakit yang di
timbulkan akibat jajan sembarangan. Dan dengan membawa bekal ke sekolah,kampus,atau
pun ke tempat kerja, kita dapat menghemat uang jajan dan kita dapat menyisihkan
uang kita untuk ditabung.
Diposting oleh
Unknown
di
18.47
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Jumat, 17 Oktober 2014
Tugas Jurnalistik yang ke-3
Kesederhanaan
JOKO WIDODO
Siapa yang tidak kenal dengan
calon presiden republik Indonesia yaitu joko widodo yang biasa disebut dengan
panggilan pak jokowi, ya sebentar lagi pak jokowi akan dilantik menjadi
presiden ke-7 republik Indonesia. Ia terpilih dalam pemilu yang langsung di
pilih oleh rakyat pada tahun ini. Ia juga berhasil mengalahkan prabowo dalam
pertarungan pemilihan presiden republik Indonesia.
Jokowi yang terkenal dengan cara “blusukannya” dan kesederhanaanya sangat
dikenal oleh rakyat Indonesia. Beliau memang tidak banyak omong tetapi beliau
langsung bekerja, bekerja untuk rakyat.
"Pak Jokowi itu
memang orangnya seperti itu, jujur, sederhana, bajunya murah, sepatunya saja
buatan Cibaduyut. Dan dia menikmati itu," kata anggota tim sukses pasangan
Jokowi-Jusuf Kalla, Luhut Binsar Panjaitan di sela deklarasi alumni UI untuk
pasangan tersebut di Balai Sarwono, Jakarta. Untuk itu banyak sekali masyarkat
yang tahu bahwa jokowi memang sangat sederhana misalnya ,Mobil Jokowi saat jadi
Walikota Solo Esemka seharga Rp 145 juta meski ternyata Sekretariat Pemda
Jakarta sudah membelikannya Land Cruiser seharga Rp 1,4 milyar sebagai Mobil
Dinas, tapi Jokowi menolak. Kata Jokowi: ”Saya tidak tanda tangani kuitansi
mobil baru, saya tidak minta dan tidak tahu ada pengadaan mobil. Itu datangnya
sebelum saya masuk ke Balai Kota Jakarta.” Ada satu mobil Kijang Innova hitam
bernopol B 1123 RFR yang digunakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Baju
Jokowi juga murahan tak bermerek. “Baju-baju dan kaus saya, enggak ada
mereknya. Kalau bermerek beli diskonan. Berarti KW2 itu. Sepatu kanvasnya
seharga Rp 160.000 dibeli di Bandung. Jokowi mengaku hanya memiliki dua pasang
sepatu kets dan dua pasang sepatu pantofel. “Yang sepatu pantofel ini beli di
Bali, harganya Rp 340.000 terus didiskon pula 50 persen. Bukan cuma KW2, tapi
KW3 malahan,” ujarnya terkekeh kembali.
Anies Baswesdan,
menekankan pentingnya kesederhanaan dimiliki oleh seorang pejabat. Menurut dia,
pencegahan tindak pidana korupsi dimulai dari pemilihan personalia yang
tepat. "Dan Pak Jokowi selalu menegaskan bahwa kesederhanaan itu
harus menjadi bagian dari gaya hidup bagian seorang pejabat," kata Anies,
di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta.
Diposting oleh
Unknown
di
05.48
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Kamis, 09 Oktober 2014
Tugas Softskill
History of Bandung
The city history dates from 1488 when the first reference to Bandung exists. But from ancient archeological finds, we know the city was home to Australopithecus, Java Man. These people lived on the banks of the Cikapundung in north Bandung, and on the shores of the Great Lake of Bandung. Flint artifacts can still be found in the Upper Dago area and the Geological Museum has displays and fragments of skeletal remains and artifacts.
The Sundanese were a pastoral people
farming the fertile regions of Bandung. They developed a lively oral tradition
which includes the still practiced Wayang Golekpuppet theatre, and many
musical forms. "There is a city called Bandung, comprising 25 to 30
houses," wrote Juliaen de Silva in 1614.
The achievements of European adventurers to try
their luck in the fertile and prosperous Bandung area, led eventually to 1786 when
a road was built connecting Jakarta, Bogor, Cianjur and Bandung. This flow was
increased when in 1809 Louis Napoleon, the ruler of the Netherlands,
ordered Governor General H.W. Daendels, to increase defences in Java
against English. The vision was a chain of military defense units and a supply
road between Batavia and Cirebon. But this coastal area was marsh and swamp,
and it was easier to construct the road further south, across the Priangan
highlands.
The Grote Postweg (Great Post Road) was
built 11 miles north of the then capital of Bandung. With his usual terseness,
Daendels ordered the capital to be relocated to the road. Bupati Wiranatakusumah
II chose a site south of the road on the western bank of the Cikapundung,
near a pair of holy wells, Sumur Bandung, supposedly protected by the
ancient goddess Nyi Kentring Manik. On this site he built hisdalem (palace)
and the alun-alun (city square). Following traditional orientations,Mesjid
Agung (The Grand Mosque) was placed on the western side, and the public
market on the east. His residence and Pendopo (meeting place) was on
the south facing the mystical mountain of Tangkuban Perahu. Thus was The
Flower Cityborn.
Around the middle of the l9th Century, South
American cinchona (quinine), Assam tea, and coffee was
introduced to the highlands. By the end of the century Priangan was registered
as the most prosperous plantation area of the province. In 1880 the
rail line connecting Jakarta and Bandung was completed, and promised a 2 1/2
hour trip from the blistering capital in Jakarta to Bandung.
With this life changed in Bandung, hotels, cafes,
shops sprouted up to serve the planters who either came down from their
highland plantations or up from the capital to frolic in Bandung. The Concordia
Society was formed and with its large ballroom was the social magnet for
weekend activities in the city. The Preanger Hotel and the Savoy
Homann were the hotels of choice. The Braga became the
promenade, lined with exclusive Europeans shops.
With the railroad, light industry flourished.
Once raw plantation crops were sent directly to Jakarta for shipment to Europe,
now primary processing could be done efficiently in Bandung. The Chinese who
had never lived in Bandung in any number came to help run the facilities and
vendor machines and services to the new industries. Chinatown dates
from this period.
In the first years of the present century, Pax
Neerlandica was proclaimed, resulting in the passing of military
government to a civilian one. With this came the policy of decentralization to
lighten the administrative burden of the central government. And so Bandung
became a municipality in 1906.
This turn of events left a great impact on the city. City
Hall was built at the north end of Braga to accommodate the new
government, separate from the original native system. This was soon followed by
a larger scale development when the military headquarters was moved from
Batavia to Bandung around 1920. The chosen site was east of City Hall, and
consisted of a residence for the Commander in Chief, offices, barracks and
military housing.
By the early 20's the need for skilled professionals
drove the establishment of the technical high school that was sponsored by the citizens
of Bandung. At the same time the plan to move the capital of the
Netherlands Indies from Batavia to Bandung was already mature, the city was to
be extended to the north. The capital district was placed in the northeast, an
area that had formerly been rice fields, and a grand avenue was planned to run
for about 2.5 kilometers facing the fabledTangkuban Perahu volcano with Gedung
Sate at the south end, and a colossal monument at the other. on both sides
of this grand boulevard buildings would house the various offices of the
massive colonial government.
Along the east bank of the Cikapundung River amidst
natural scenery was the campus of the Technische Hoogeschool, dormitories
and staff housing. The old campus buildings and its original landscaping reflect
the genius of its architectHenri Maclain Pont. The southwestern section was
reserved for the municipal hospital and the Pasteur Institute, in the
neighborhood of the old quinine factory. These developments were carefully
planned down to the architectural and maintenance details. These years shortly
before World War II were the golden ones in Bandung and those alluded to today
as Bandung Tempoe Doeloe.
The war years did little to change the city of
Bandung, but in 1946, facing the return of the Colonial Dutch to
Indonesia, citizens chose to burn down their beloved Bandung in what has become
known as Bandung Lautan Api, Bandung Ocean of Fire. Citizens fled to the
southern hills and overlooking the "ocean of flames" penned"Halo
Halo Bandung," the anthem promising their return. Political unrest
colored the early years of Independence and consequently people flocked to
Bandung where safety was. The population skyrocketed from 230,000 in 1940 to 1
million by 1961. Economic prosperity following the oil boom in the 70's pushed
this further so that by 1990 there were 2 million inhabitants.
Present day Bandung is thriving. As home to more
than 35 schools of higher education, there is a vibrant collegiate atmosphere.
The excellent fine arts offerings have produced an artist colony of great
repute and excitement. The textile industry is the largest in the country and
contributes to a vigorous business climate.
In 1987 the city extended its administrative
boundaries toward a Greater Bandung Plan (Bandung Raya) Plans for the city
include higher concentrations of development outside the current city centre,
in an attempt to dilute some of the population density in the old core. These
days Bandung Raya is still years ahead, yet the land has suffered
deeply. Commercial activities run amok, God only knows who can take control.
The city core is practically uprooted, old faces are torn down, lot sizes
regrouped, and what was idyllic residence is now bustling chain supermarkets
and rich banks.
Source: en.wikipedia.org/wiki/History_of_Bandung
Diposting oleh
Unknown
di
18.49
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Kamis, 02 Oktober 2014
Tugas Jurnalistik yang ke2
Wisata Alam Telaga Sarangan
Rombongan 2 mobil dari ngawi masih menapaki jalan menuju
wisata telaga sarangan. Telaga
Sarangan ini terletak di Plaosan, Magetan. Rute jalur menuju telaga Sarangan
dengan melalui Tawangmangu, Karanganyar atau bisa melalui jalur dari Magetan.
Telaga ini berjarak 16 kilometer dari arah barat Magetan. Gelak tawa dan canda
mewarnai perjalanan yang memenatkan itu. Rasa tidak sabar pun semakin menggebu
ketika rombongan hampir sampai di wisata alam telaga sarangan.
Akhirnya perjalanan
panjang yang membuat penat itu terbayarkan dengan keindahan alam telaga
sarangan yang asri dan indah. Hamparan perkebunan dan bukit bukit yang curam
menghiasi pesona alam telaga sarangan. Suasana pedesaan yang masih natural
menghapus semua rasa penat dan capek selama di perjalanan yang sangat panjang. Wisata
alam telaga sarangan banyak di kunjungi oleh wisatawan lokal maupun
mancanegara. Walaupun jarak yang di tempuh untuk mencapai tempat wisata
tersebut cukup jauh tetapi, tidak menjadi halangan untuk para wisatawan yang
hendak berkunjung ke telaga sarangan.
Dengan
harga tiket masuk sekitar Rp7.500 per orang. Wisatawan sudah bisa menikmati
keindahan alam telaga sarangan. Telaga ini luasnya sekitar 30 hektar. Jarak
yang diperlukan untuk mengelilingi telaga ini sekitar 2 kilometer lebih. Tidak
disarankan bagi yang ingin mengitari dengan jalan kaki. Namun jalan kaki juga
mempunyai kenikmatan tersendiri. Alternatif lain yang ingin mengeliling
telaga Sarangan bisa menaiki Speed boat atau naik Kuda. Tarifnya jika
naik speedboat sekali putar yaitu sekitar Rp40.000 dan naik Kuda sekitar
Rp30.000. Setelah anda puas berkeliling anda bisa memesan sate Kelinci dengan
harga Rp7.000 saja. Makanan lain yang bisa
diperoleh yaitu nasi Pecel dengan harga Rp 8.000
Di sekitar telaga Sarangan anda bisa membeli sayur-mayur
khas Sarangan dengan harga yang murah, seperti Wortel, Alpukat, Ubi, bawang dan
lain-lain. Souvenir khas Sarangan banyak terdapat disini. Anda bisa membeli
sebagai oleh-oleh. Banyak sekali wisatawan domestik atau mancanegara mengabadikan
foto mereka di telaga sarangan. Karena objek wisata telaga sarangan yang
alamnya masih natural dengan suasana pedesaan. Untuk itu objek wisata alam
telaga sarangan yang letaknya sangat jauh tetapi tetap menjadi destinasi
liburan favorit bagi wisatawan yang menginginkan suasana pedesaan yang alami.
Diposting oleh
Unknown
di
21.52
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Kamis, 25 September 2014
TETAP BEROPERASI, WARGA RAMAI-RAMAI DEMO PT BAJA GARUDA
Selamat
pagi, pemirsa. kembali lagi di Prime Time News bersama saya Winda Ayu. Selama
beberapa menit ke depan saya akan membawakan berita mengenai warga yang beramai-ramai demo di PT Baja
Garuda karena pabrik terus beroperasi.
Pada
Hari Senin,1 September 2014, warga memprotes pembangunan dan pengoperasian
pabrik Baja Garuda yang terletak di tengah-tengah permukiman warga. Pabrik
tersebut menyalahi izin peraturan pembangunan yang telah di sepakati oleh pemda
kabupaten bekasi. Dengan membuat pabrik baja yang sangat besar di tengah-tengah
permukiman warga. Akibatnya warga merasa terganggu dengan aktivitas pabrik
tersebut yang mencemari lingkungan sekitar.
Menurut
warga di sekitar permukiman yang dekat dengan pabrik baja tersebut mengatakan,
pabrik baja beroperasi dan sangat mengganggu aktivitas warga sekitar. Warga
sangat geram karena pihak pabrik tidak menggubris protes warga sekitar.
Akibatnya warga membuat spanduk yang bertuliskan penolakan terhadap pabrik baja
yang di pasang di depan pabrik dan berencana untuk ramai-ramai turun ke jalan
dan mendemo pabrik tersebut.
Ironisnya,
pemda kabupaten bekasi yang bertanggung jawab memberikan perizinan pada pabrik
baja seolah-olah menutup telinga dan mata mereka dari protes warga yang
terganggu atas beroperasinya pabrik tersebut. Sehingga warga akan mengancam
demo besar-besaran,turun ke jalan dan
menutup akses jalan utama dari arah cikarang ke bekasi dan karawang.
Walaupun
pihak pemda sudah mengklarifikasi kepada warga, tetap saja pabrik tersebut
tidak menggubris protes yang dilayangkan oleh warga sekitar. Tetapi bupati
bekasi mendengar protes warga dan menemui pengelola pabrik tersebut dengan mengancam
akan mencabut izin pembangunan dan pengoperasian pabrik Baja karena menyalahi
izin peraturan mendirikan pembangunan dan mencemari lingkungan sekitar.
Sekian
berita dalam Prime Time News hari ini. Saya Winda Ayu,mohon undur diri. Selamat
pagi.
Diposting oleh
Unknown
di
19.31
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Sabtu, 28 Juni 2014
tugas ke 2 softskill
LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYEDIAAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN TAHAP
TAHAP PROSES SELEKSI
Departemen
personalia dapat menggunakan berbagai prosedur seleksi untuk membandingkan
pelamar dengan spesifikasi jabatan. Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang
biasa digunakan paling tidak terdiri dari tujuah langkah. Bagi pelamar yang
berasal dari suplai internal, kadang-kadang tidak perlu melalui beberapa
langkah, seperti penerimaan pendahuluan, pemeriksaan referensi atau evaluasi
medis (kesehatan).
Langkah-langkah Dalam Proses Seleksi
Ø
LANGKAH 1 :
PENERIMAAN PENDAHULUAN
Proses seleksi merupakan jalur dua arah. Organisasi memilih para
karyawan dan para pelamar memilih perusahaan. Seleksi dimulai dengan kunjungan
calon pelamar ke kantor personalia atau dengan permintaan tertulis untuk
aplikasi.
Bila pelamar datang
sendiri, wawancara pendahuluan dapat dilakukan. Ini akan sangat membantu dalam
upaya menghilangkan kesalahapahaman dan menghindarkan pencarian informasi dari
sumber tidak resmi (“jalan belakang”).
Ø
LANGKAH 2 : TES-TES
PENERIMAAN
Tes-tes penerimaan sangat berguna untuk mendapatkan informasi yang
relatif obyektif tentang pelamar yang dapat dibandingkan dengan para pelamar
lainnya dan para karyawan sekarang. Tes-tes penerimaan merupakan berbagai
peralatan bantu yang menilai kemungkinan padunya antara kemampuan, pengalaman
dan kepribadian pelamar dan persyaratan jabatan.
Agar tes dapat
meloloskan para pelamar yang tepat, maka ia harus valid. Validitas berarti
bahwa skor-skor tes mempunyai hubungan yang berarti (signifikan) dengan
prestasi kerja atau dengan kriteria-kriteria relevan lainnya.
Berbagai Peralatan Tes
Ada bermacam-macam jenis
tes penerimaan. Setiap tipe tes mempunyai kegunaan yang terbatas, dan mempunyai
tujuan yang berbeda. Secara ringkas, berbagai tipe tes dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Tes-tes Psikologis
(Psychological Test)
- Test kecerdasan
(intelligence test) : Yang menguji kemampuan mental pelamar dalam hal daya
pikir secara menyeluruh dan logis.
- Test kepribadian
(personality test) : Dimana hasilnya akan mencerminkan kesediaan bekerja sama,
sifat kepemimpinan dan unsur-unsur kepribadian lainnya.
- Test bakat
(aptitude test) : Yang mengukur kemampuan potensial pelamar yang dapat
dikembangkan
- Test minat
(interest test) : Yang mengatur antusiasme pelamar terhadap suatu jenis
pekerjaan.
- Tes prestasi
(achievement test) : Yang mengukur kemampuan pelamar sekarang
2. Tes-tes Pengetahuan
(Knowledge Tests) : Yaitu bentuk tes yang menguji informasi atau pengetahuan
yang dimiliki para pelamar. Pengetahuan yang diujikan harus sesuai dengan
kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan
3. Performance Tests :
Yaitu bentuk tes yang mengukur kemampuan para pelamar untuk melaksanakan
beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya. Sebagai contoh, tes mengetik
untuk calon pengetik.
Selain harus feasible penggunaan tes juga harus
fleksibel. Hasil tes tidak selalu merupakan langkah pertama atau terakhir
dalam proses seleksi. Akhirnya, tes penerimaan hanya merupakan suatu teknis di
antara berbagai teknik yang digunakan dalam proses seleksi, karena tes hanya
dapat dilakukan terhadap faktor-faktor yang bisa diuji secara mudah. Hal-hal
yang tidak dapat diukur melalui pengujian mungkin sama pentingnya.
Ø
LANGKAH 3 :
WAWANCARA SELEKSI
Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang
dilakukan untuk mengevaluasi hal dapat diterimanya atau tidak (acceptability)
seorang pelamar. Pewawancara (interviewer) mencari jawab dua pertanyaan umum.
Dapatkah pelamar melaksanakan pekerjaan? Bagaimana kemampuan pelamar
dibandingkan dengan pelamar lain?
Wawancara mempunyai
tingkah fleksibilitas tinggi, karena dapat diterapkan baik terhadap para calon
karyawan manajerial atau operasional, berketerampilan tinggi atau rendah,
maupun staf. Teknik ini juga memungkinkan pertukaran informasi dua arah :
pewawancara mempelajari pelamar, dan sebaliknya pelamar mempelajari perusahaan.
Wawancara seleksi
mempunyai dua kelemahan utama : reliabilitas dan validitas. Bagaimanapun juga
teknik wawancara penting dilakukan dalam proses seleksi karena efektivitasnya
dapat dipercaya dan mempunyai fleksibilitas.
Proses Wawancara
Tahap-tahap proses
wawancara meliputi persiapan pewawancara, pengarahan atau penciptaan hubungan,
pertukaran informasi, terminasi dan evaluasi. Setiap tahap harus dijalani agar
wawancara berhasil.
- Persiapan
pewawancara. Kegiatan persiapan ini mencakup penentuan sasaran wawancara,
pengembangan berbagai pertanyaan spesifik yang akan diajukan dalam proses
wawancara, penetapan tipe wawancara dan format pertanyaan, serta
pengenalan awal tentang pelamar dengan mempelajari blanko lamaran.
Disamping itu, pewawancara harus mampu menjelaskan tugas-tugas pekerjaan,
standar prestasi, upah dan tunjangan-tunjangan lain, dan bidang-bidang
pekerjaan lainnya.
- Pengarahan.
Setelah wawancara dimulai, pewawancara perlu menciptakan hubungan yang
relaks dengan pelamar dan suasana yang “enak”. Tanda kondisi ini
pewawancara mungkin tidak memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas
tentang potensi pelamar.
- Pertukaran
Informasi. Inti proses wawancara adalah pertukaran informasi. Untuk
membantu menciptakan hubungan, banyak pewawancara mulai dengan bertanya
kepada pelamar bila ada pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan. Ini
menimbulkan komunikasi dua arah dan memungkinkan pewawancara mulai untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pelamar.
- Terminasi.
Bila waktu wawancara yang tersedia habis, pewawancara perlu memberi
isyarat bahwa wawancara akan segera diakhiri, dalam hal ini sekali lagi
komunikasi non verbal sangat berguna.
- Evaluasi.
Segera setelah wawacara berakhir, pewawancara harus mencatat
jawaban-jawaban tertentu dan kesan-kesan umum mengenai pelamar. Penilaian
ini dapat menggunakan catatan yang telah disiapkan secara standar.
Penggunaan catatan atau daftar standar akan meningkatkan reliabilitas
wawancara sebagai teknik seleksi.
Kesalahan-kesalahan
Wawancara
Ada
berbagai penyebab kesalahan atau perangkap dalam proses wawancara. Kegagalan
untuk mengatasi penyebab-penyebab kesalahan wawancara akan menurunkan
efektivitas wawancara. Berbagai bentuk kesalahan wawancara secara terinci
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Halo Effect
Kesalahan ini terjadi
bila pewawancara menggunakan informasi terbatas tentang pelamar untuk berprasangka
dalam evaluasi terhadap karakteristik-karakteristik lain pelamar. Contoh,
seorang pelamar yang mempunyai senyuman menarik (apalagi kalau cantik atau
ganteng) dan simpatik diperlakukan sebagai calon unggul sebelum wawancara
dimulai.
2. Leading Questions
Kesalahan ini akibat
pewawancara mengirimkan “telegram” jawaban yang diinginkan dengan cara memberi
arah pertanyaan-pertanyaan wawancara.
Contoh, “apakah saudara
setuju bahwa laba adalah penting?”; “apakah saudara akan menyenangi pekerjaan
ini?”.
3. Personal Biases
Kesalahan ini merupakan
hasil prasangka pribadi pewawancara terhadap kelompok-kelompok tertentu.
Contoh, “saya lebih menyukai personalia penjualan yang berbadan tinggi”; “ada
pekerjaan yang hanya pantas untuk pria dan ada pekerjaan yang hanya pantas
untuk wanita”.
4. Dominasi Pewawancara
Kesalahan ini akibat
pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk “membual” kepada pelamar,
menyombongkan keberhasilan, atau melakukan percakapan sosial.
Contoh, penggunaan waktu
wawancara untuk menceritakan rencana-rencana perusahaan, penggunaan waktu
wawancara untuk memberitahukan bagaimana pentingnya pekerjaan pewawancara.
Ø
LANGKAH 4 :
PEMERIKSAAN REFERENSI
Bagaimana tipe pelamar? Apakah pelamar adalah pekerja yang dapat
dipercaya? Bagaimana sifat-sifat atau kepribadian pelamar? Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini, departemen personalia menggunakan berbagai
referensi.
Personal
references-tentang karakter pelamar-biasanya diberikan oleh keluarga atau
teman-teman terdekat yang ditunjuk oleh pelamar sendiri atau diminta
perusahaan. Bila referensi diserahkan secara tertulis, pemberi referensi
biasanya hanya menekankan hal-hal positif. Oleh karena itu, referensi pribadi
pada umumnya jarang digunakan.
Employment references. Mencakup latar belakang atau pengalaman
kerja pelamar. Banyak spesifikasi personalia bersikap skeptis terhadap
referensi-referensi tersebut, karena dalam kenyatannya organisasi sangat jarang
untuk mendapatkan referensi yang benar.
Ø
LANGKAH 5 :
EVALUASI MEDIS
Proses seleksi ini mencakup pemeriksaan kesehatan pelamar sebelum
keputusan penerimaan karyawan dibuat. Pada umumnya, evaluasi ini mengharuskan
pelamar untuk menunjukkan informasi kesehatannya. Pemeriksaan dapat dilakukan
oleh dokter diluar perusahaan maupun oleh tenaga medis perusahaan sendiri.
Evaluasi medis memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya perawatan kesehatan
karyawan dan asuransi jiwa, mendapatkan karyawan yang memenuhi persayaratan
kesehatan fisik untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, atau memperoleh karyawan
yang dapat mengatasi stress fisik dan mental suatu pekerjaan.
Ø
LANGKAH
6 : WAWANCARA ATASAN LANGSUNG
Atasan langsung (penyelia) pada akhirnya merupakan orang yang
bertanggungjawab atas para karyawan baru yang diterima. Oleh karena itu,
pendapat dan persetujuan mereka harus diperhatikan untuk keputusan penerimaan
final. Penyelia sering mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi kecakapan teknis
pelamar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelamar tentang pekerjaan
tertentu secara lebih tepat. Atas dasar ini banyak organisasi yang memberikan
wewenang kepada penyelia untuk mengambil keputusan penerimaan final.
Komitmen para penyelia pada umumnya akan semakin besar bila mereka
diajak berpartisipasi dalam proses seleksi. Partisipasi mereka paling baik
diperoleh melalui supervisory interview. Dengan mengajukan serangkaian
pertanyaan, penyelia menilai kecakapan teknis, potensi, kesediaan bekerjasama,
dan seluruh kecocokan pelamar. Wawancara ini berguna sebagai suatu cara efektif
untuk meminimumkan pertukaran karyawan, karena karyawan telah dapat memahami
perusahaan dan pekerjaannya sebelum mereka mengambil keputusan untuk bekerja
pada perusahaan.
Ø
LANGKAH 7 :
KEPUTUSAN PENERIMAAN
Apakah diputuskan oleh
atasan langsung atau departement personalia, keputusan penerimaan menandai
berakhirnya proses seleksi. Dari sudut pandangan hubungan masyarakat (public
relations), para pelamar lain yang tidak terpilih harus diberitahu. Departemen
personalia dapat mempertimbangkan lagi para pelamar yang ditolak untuk
lowongan-lowongan pekerjaan lainnya karena mereka telah melewati berbagai macam
tahap proses seleksi.
TUJUAN PERENCANAAN
ORGANISASIONAL
Definisi Perencanaan
Perencanaan
adalah proses menentukan bagaimana organisasi dapat mencapai tujuannya, dimana
ditujukan pada tindakan yang tepat melalui melalui proses analisa, evaluasi,
seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu. Tujuan
Perencanaan adalah membentuk usaha yang terkoordinasi dalam organisasi.
Perencanaan
Organisasional mempunyai dua tujuan :
Ø
Tujuan
Perlindungan (Protective) : meminimisasikan resiko dengan mengurangi
ketidakpastian di sekitar kondisi
bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan
Ø
Tujuan
Kesepakatan (Affirmative) : meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional
16 GARIS
PEDOMAN UMUM DALAM MENGORGANISASI SUMBER DAYA
Menurut
Henri Fayol :
Ø
Pembagian
kerja
Ø
Wewenang
dan tanggung jawab
Ø
Disiplin
Ø
Kesatuan
perintah
Ø
Kesatuan
pengarahan
Ø
Mengutamakan
kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
Ø
Penggajian
pegawai
Ø
Pemusatan
Ø
Hirarki
Ø
Ketertiban
Ø
Keadilan
dan kejujuran
Ø
Stabilitas
kondisi karyawan
Ø
Prakarsa
Ø
Semangat
kesatuan dan semangat korps
Ø
Menghindari
adanya pengaturan, birokrasi dan kertas kerja
Ø
Memberikan
sanksi terhadap kesalahan dan kekeliruan
KEUNTUNGAN
DAN KERUGIAN DALAM PEMBAGIAN TENAGA KERJA
Keuntungan :
Ø
Pekerja
berspesialisasi dalam tugas tertentu sehingga keterampilan dalam tugas tertentu
meningkat,
Ø
Tenaga
kerja tidak kehilangan waktu dari satu tugas ke tugas yang lain.
Ø
Pekerja
memusatkan diri pada satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan
efisien, dan
Ø
Pekerja
hanya perlu mengetahui bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses
keseluruhan produk.
Kerugian :
Ø
Pembagian
kerja hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan
variabel manusia, dan
Ø
Kerja
yang terspesialisasi cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat
tingkat produksi menurun.
Menurut
Chester Bernard, akan makin banyak perintah manajer yang di terima dalam jangka
panjang apabila terdapat hal-hal mengenai :
Ø
Saluran
formal dari komunikasi digunakan oleh manager dan di kenal oleh seluruh organisasi.
Ø
Tiap
anggota organisasi telah menerima saluran komunikasi formal melalui dia
menerima perintah.
Ø
Lini
komonikasi antara manager dan bawahan bersifat secara langsung.
Ø
Rantai
komando yang lengkapdi gunakan untuk mengeluarkan perintah.
Ø
Manager
memiliki keterampilan komunikasi yang memadai.
Ø
Manager
menggunakan lini komunikasi formal hanya untuk urusan organisasional.
Ø
Suatu
pemerintah secara otentik memang berasal dari manager.
Referensi
:
Diposting oleh
Unknown
di
19.50
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
